• Puisi Untuk Hari Tani

    24 September* oleh: Moh Wahyu Sholihuddin

  • Tentang Pancasila dan Kebangkitan Nasional

    Optimalisasi Pemahaman Nilai Pancasila dan Kewarganegaraan: Suatu Upaya untuk Menumbuhkan Harmonisasi Budaya Menuju Kebangkitan Nasional*

  • Teaser Tulisan KKN AOB di Kalimantan Barat 2015

    KKN 2015, Pengabdian?

  • Tulisan Anti NAPZA

    Sosialisasi Melalui Sosial Media sebagai Upaya Penyelamatan Generasi Bangsa dari Bahaya NAPZA

Rabu, 31 Oktober 2018

Lolongan Tuhan di Rerumputan (Puisi)

Lolongan Tuhan di Rerumputan


Teriakannya begitu keras
kadang hanya bumi yang mendengar
langit terlalu tinggi meraih
terhalang juga oleh bisingan suara kendaraan
menerbangkan kabarnya
pada tiap butiran pasir
entah ke mana angin menghantarkannya
karna ia hanya bergerak
tak sesuai kehendak pesannya
meski kadang menghilang
dalam pusaran yang ditelan waktu
menyelimuti suara malam
yang dianggapnya sebagai nyanyian
walau terdengar seperti jeritan
bagi angin, itu seperti lembaran dengan tinta hitam
yang kan segera kusam
walau disimpan dalam diam

Yang jatuh pada rerumputan
tersibak oleh gemercik sisa air hujan
memanggil dengan lantang
meski suaranya tak sekeras langit malam
tetapi ia mencoba untuk mengingatkan
bagaimana dulu angin diciptakan
apakah akan meninggalkan butiran pasir
yang terpaku dibalik rerumputan
bersuara atas nama perdamaian
bernyanyi dengan irama kedamaian
seperti halnya sebuah pujian
yang terdengar seperti di peribadatan
tentang Tuhan yang engkau sayang
meski panggilannya tak kau hiraukan
hanya karena bersembunyi di balik rerumputan


sumber ilustrasi:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqXr6plolft2pHzh60GFXPmX4SnahO_2Z1Kewd1QhDfuhz_Xxrd7_lQb6pyc22cx2kTzhCipUCb1dF_D9s0bRpx4HlEPKQJat9vtz95FYSckdGSE2L34Akmz66ljWdLbxhRZWwZnLPkwE/s1600/dew_grass.jpg



Selasa, 30 Oktober 2018

Jangan Mudah Dikekang (Puisi)

Jangan Mudah Dikekang


Barisan patriot sudah di depan
menyongsongkan matahari untuk kita
padanya kita pertaruhkan
sisa rembulan yang cahayanya bertengger di langit malam
yang ia perjuangkan
bukan untuk kemewahan
kegigihan bukan untuk kegagahan
tetapi untuk keturunan
dari tapak kakinya ku melihat pantun
"tuan yang ingin pergi, jerami yang dibawa pulang,
 kawan titipkan negeri ini, supaya nanti anak cucu bisa senang"

apa itu sebuah kebebasan,
pada kemerdekaan kupertanyakan
Rakit ke hulu dayung ke hilir
bukan melawan arah 
tetapi tujuan yang berbeda
bukankah rantai itu telah dilepas
mengapa masih digantung pada kaki-kaki yang mau menari
apa ia memang suka diikat
walau berjalan hanya pada jerami padi
bekas panen orang dan tuan
hanya membawa langkah
pada tujuan yang suram
entah itu untuk kesenangan

Beranilah laksana pendahulu
agar tiada malu kepada yang terdahulu
tak bisa memang menari di atas air
bila nada percikan yang dibuat
bila gelombang adalah tujuan
jangan biarkan engkau dikekang
pada ladang yang membelenggu kaki
Ingat jerami akan jadi padi lagi


sumber ilustrasi:
 https://d324bm9stwnv8c.cloudfront.net/article/20180919193255.158642109607.png

Rabu, 17 Oktober 2018

Candi Sambisari (Puisi)


Candi Sambisari*

terbangun dari tidur pulasmu
mungkin engkau ingin menikmati udara
serta hiruk-pikuk abad ini
kami singkapkan selimut hangatmu
selimut lahar yang menjagamu
rupamu pun mulai terlihat
cermin kejayaan Mataram
ditemani tiga perwara setia
bersama gelang pagarmu
kau tunjukkan kemegahanmu
            untuk sebentar,
            untuk dikagumi
            untuk sebentar,
            untuk bahan interpretasi
            untuk sebentar,
            untuk diteliti
            untuk sebentar, ya untuk sebentar
usiamu yang semakin renta
mungkin tulangmu mulai rapuh
tak kuat menahan terjangan hujan
tak tahu berapa lama
bertahan dari sinar surya
yang menjadi tenda di waktu siang





*Puisi pernah dimuat dalam Majalah Berkala mahasiswa arkeologi UGM
Keterangan foto: Candi Sambisari (dok.Wahyu)

Kamis, 11 Oktober 2018

Bukan Taruhan (Puisi)

Bukan Taruhan
Berkutat dalam perang rindu
antara waktu dan rasa haru
jelmaan ruang sirna
melihatnya dalam rekaan kata
bertaruh pada masa yang dilewati
pada kata yang dieja
mana yang bisa mendiami kalbu
dia yang terpahat
atau waktu yang begitu tekad
menjadi mesin pembersih dalam relief
mana rasa yang tertinggal
dan tak dijemput oleh tuannya
dia juga tiada yang tau
kepada doa yang dilantunkan
isi dari harapan yang nyata
bagaimanakah dengan rasa yang dimilikinya
apakah sama dengan penunggu senja
apakah bisa bertaruh pada fajar dan mega
yang hanya sebatas bayang sang surya
ini tentang hubungan
akan mati bila kalah taruhan
terutama pada purnama bersayap waktu
simpan saja dalam saku
kelak angin mengirimkan kabar
pada tiap insan penyabar
dalam bisikan yang tak perlu didengar


Rabu, 10 Oktober 2018

Teaser Workshop Pengembangan Organisasi Anti NAPZA di Lingkungan Perguaruan Tinggi

Teaser Workshop Pengembangan Organisasi Anti NAPZA di Lingkungan Perguaruan Tinggi
(panjang amat kak judulnya)

Mei 2016. BNN RI bidang Pendidikan mengadakan workshop pengembangan dan pelatihan kepada organisasi di lingkungan perguruan tinggi di wilayah DI Yogyakarta dan Solo. Kegatan dilakukan guna memberikan edukasi bagaimana pencegahan yang bisa dilakukan oleh para akadmisi. Selain itu juga ada aksi lapangan berupa sosialisasi ke sekolah-sekolah di Surakarta.
Penasaran?
Stay tune ya !!!
hehehe

Teaaser mulu, kapan tulisan lenngkapnya?!!! hehehe
sabarrr


Selasa, 09 Oktober 2018

Para Pejuang Para Games 2018 (Puisi)

Para Pejuang Para Games 2018

Membuka jendela dengan suara
memasukkan sinarNya dalam asa
memupuk diri dalam cita
memaknai hidup dengan mutiara
menguatkan hati seperti zirah baja
Engkau berlari dengan sayap tekadmu
berpeluh dengan semangatmu
berbeda bukan hambatanmu
mutiara yang indah capaianmu
berkarya, menggapai cita yang ada di benakmu

Bersatu dalam semangat Pancasila
demi negeri yang tercinta
mematahkan rintangan berduri
tanpa rasa takut 
berjuang dengan segala kemampuan
dunia melihat kehebatan
jiwa kesatria itu padamu
para pembela nama bangsa
engkau buktikan pada kami
batas cuma di benak kami
dalam setiap keringatmu
mencipta inspirasi baru
engkau yang berjuang
engkau yang menghapus rintangan
terima kasih kami doakan
karna engkau memang membanggakan





Jumat, 05 Oktober 2018

Labuhan kata (Puisi)


Labuhan kata

Dua kata terakhir
Yang terucap dari setiap nyanyian jiwa
Merasuk pada bait-bait asa
Asa tanpa suara
Melirik barisan dalam eja
Tiada yang pantas untuk dikenang
Meski kata itu mengharukan
Tiada terucap oleh jiwa
Meski besar makna harafiahnya
Dibuat karena keinginan saja
Melengkapi yang ada
Untuk dikenang
Dalam lantunan pengulangannya

Kamis, 04 Oktober 2018

Kacamata Kuda (Puisi)

Kacamata Kuda

Mari berjalan
bersama membuat cerita
dalam sejarah yang patut dikenang
Mari menghayati
untuk apa kita bersama
menelisik kekurangan diri
sebagai bekal kita nanti
Mari mengatur laku
supaya tak salah dalam berkata
dalam bertindak pada impian yang dituju
kita berikan cerita pada anak cucu
Jangan melihat sebelah mata
entah benar atau salah
kita tak mau melihat makna
tak selamanya gelap untuk dicerca
adakalanya membantu tidur kita

Rabu, 03 Oktober 2018

Tangisan Angin (Puisi)

Tangisan Angin

Terkubur lagi
barisan lalu lalang yang mengingatkan
sudi kiranya membaca lagi
tertimbun peluh yang terus menetes
tiap tetesan yang memberi makna
entah menyegarkan atau membisingkan
pada lembaran waktu yang berjalan
Tertimbun lagi
basah-basahan kartu
yang seharusnya tetap kering untuk dijaga
entah apa yang membuatnya demikian
tiada daya pita merekam kata
hanya jika ia berkata
berpikir dalam kata
bermakna dalam hidupnya
Hanya angin yang tak bersuara
merekam dalam diamnya
entah beban atau rekaan
tidak ada yang mau mengerti padanya
biarlah ia menjadi data
dalam lantunan gejolak dunia
meski ia menangis pun
tiada yang akan dengannya
Hanya dari Yang Maha Kuasa

Selasa, 02 Oktober 2018

Nek Sawak 1 (Puisi)

Nek Sawak 1*

Akar
Daun
Batang
Lebat
Air
Hutan
Menikmati
Mengagumi
Mengabdi
Pada bumi pertiwi
Pada tanah Kalimantan
Untuk beberapa saat ini
Belajar dan mencari tahu
Tentang semuanya
Yang terlihat mata
Dan yang tersirat
Lupakan sejenak yang biasa
Nikmati yang ada
Melihat dengan mata
Bagaimana adanya
Melihat dengan hati
Bagaimana rasanya
Lama tak terasa lama
Singkat tak terasa singkat
Bukan sekilas
Bukan menetap
Keterbatasan, menjadikan kesederhanaan
Meningkatkan kepekaan
Naluri dan hasrat
Menjadi kendali dalam berburu
Berburu mencari sumber penghidupan

* Puisi ini ditulis pada jam 16.59 pada 9 Juli 2015 di balkon rumah Bapak, Nek Sawak, Melawi Makmur, Meliau, Sanggau, Kalimantan Barat. Ditulis ketika pada  masa KKN-2015 KTb


Kafe Internet SuperHotspot Timoho (Review)

Sebelumnya, tulisan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan penulis ketika hendak mendaftar sebagai calon pegawai atau operator di MerapiOnline.Corp superhotspot. Tugas tersebut ialah membuat kritik dan saran untuk Superhotspot Cabang Timoho, oleh karena itu langsung saja mari kita simak ulasan penulis berikut.
SuperHotspot Cafe Timoho (Net City lantai 2)

Sebelumnya tulisan ini nanti intinya ialah untuk memberikan kritik dan saran atau masukan kepada Superhotspot Internet Learning Cafe (yang selanjutnya akan disebut sebagai SH Timoho dalam artikel ini), khususnya untuk cabang yang berada di Timoho yang beralamatkan di Jalan Timoho No. 101C Yogyakarta. Sebelum memberikan kritik dan saran, akan dijelaskan secara singkat dulu mengenai deskripsi dari konsep SH Timoho ini. Penulis yang biasanya menggunakan tempat nongkrong di SuperHotspot Luxury (jalan Kaliurang) kini mencoba kutuk menikmati dan merasakan pelayanan dan fasilitas di SH Timoho ini. Konsep Internet Learning Cafe yang kini diusung SuperHotspot bisa terbilang kekinian, baik dari segala sisi. Pertama kali masuk, memang suasana kurang terang, karena apesnya pas mati listrik ketika penulis pertama kali datang, jadi untuk ruangan indoor terlihat remang-remang. SH Timoho ini terdiri dari dua jenis ruangan yang bisa digunakan oleh konsumen/ pengunjung, yakni outdoor dan indoor. SH Timoho yang berada di sebelah selatan Rumah Sakit Happyland ini untuk outdoor menyuguhkan pemandangan hijau kota Yogyakarta dan area parkir di depan bangunan gedung kafe ini. Suasana outdoor ini bagus dinikmati ketika berkunjung pada siang hari, terutama pengunjung yang tidak terpengaruh untuk suhu udara hangat, dengan pencahayaan langsung dari alam. Meja kursi yang tersedia di outdoor ialah meja yang keras, serta disediakan colokan (stop kontak) di setiap mejanya, hal ini yang digandrungi oleh masyarakat kekinian bila berkunjung ke suatu tempat (tempat nongkrong).
Desk pemesanan 

 Untuk bagian indoor, SH Timoho menyajikan bentuk arsitektur yang berbeda. Fasilitas full AC dan aroma parfum disediakan di ruangan indoor ini. Ruangan indoor yang berbentuk persegi dan mempunyai 4 sisi ini menyajikan keunikan gaya bentuk pada setiap sisinya. Sisi utara, yang memiliki gaya yang khas dengan hiasan bulat-bulat berupa potongan melintang batang pohon, serta garis-garis vertikal. Kemudian juga ada blok dinding bagian hitam dengan hiasan siluet. Si utara ini juga terdapat fasilitas toilet dan mushola sebagai tempat ibadah. Yang kurang dari sisi utara ini ialah tempat tempat ibadah yang seharusnya diperluas sedikit. Pada sisi timur, yang merupakan bagian penghubung dengan ruangan outdoor, memiliki bentuk arsitektur yang simpel dan elegan. Pada dinding sisi timur ini berupa dinding transparan kotak-kotak dan teruat dari kaca. Apabila pelanggan yang ada di dalam melihat bagian timur ini akan terasa sedikit silau pada siang hari, karena kebetulan bangunan ini menghadap ke timur. Namun hal ini diakali dengan memberikan aksen tiga kotak warna cokelat pada sisi timur. Pada sisi selatan, sisi ini berbeda dengan bagian lainnya, karena pada sisi ini tempat duduk berupa sofa panjang. Selain itu, dari desain dinding dan hiasannya berbeda dan menarik. Ada banyak jenis hiasan pada sisi selatan ini. Terdapat balok-balok kayu persegi panjang yang disusun vertikal dan horizontal pada bagian, pigura-pigura kalimat dan tokoh-tokoh, serta pot, botol-botol, serta toples, serta lukisan dinding. pada bagian bawah juga terdapat banyak hiasan pot berisi bunga/tanaman plastik Yang kurang pada sisi selatan ini ialah, ialah karena hiasannya terlalu banyak, terutama bagian timur, jadi terlihat ndrembel.
Hiasan indoor
suasana dinding sisi lain

Untuk sisi barat, pada ruangan ini berupa meja kasir, dapur, tempat karyawan menyajikan makanan dan minuman. Terdapat juga mesin kopi serta rak roti. Pada bagian atas sisi barat ini terdapat pajangan daftar menu serta berapa ilustrasi menu yang disediakan. Ruangan indoor ini memiliki pencahayaan yang bagus, tidak terlalu terang, serta tidak remang-remang. Pada bagian atas terdapat lampu tempel dan lampu gantung desain yang menarik.
Hiasan dinding

hiasan lantai
Untuk layanan jaringan internet nirkabelnya, Superhotspot memang sudah tidak diragukan lagi kecepatannya. Akan tetapi untuk pelayannya ada perlu sedikit catatan. Bagi pengunjung yang memesan minuman atau hanya minuman, maka pemesan akan dipanggil ketika pesanan sudah jadi. Bagi penulis ini sedikit mengganggu terutama bagi pengunjung berada/ duduk di sisi barat atau dekat kasir, karena karyawan memanggil dengan keras, dan akan lebih baik bila semua pesanan diberikan nomor pesan dan pesanannya diantarkan ke tempat duduk pengunjung. Untuk masalah waktu, hal ini tentu dapat diatasi karena jumlah karyawan yang tidak sedikit.
Aktivitas pengunjung
Pada bagian fasilitasnya, untuk meja kursinya, menggunakan kursi yang kurang nyaman terutama ketika digunakan untuk mengerjakan sesuatu dengan laptopnya. Jadi akan terasa cepat lelah karena bentuknya kurang ergonomis. Untuk toiletnya sudah bagus tapi jumlahnya sangat terbatas. Untuk makanan dan minuman yang disajikan, bisa dikatakan harganya terbilang cukup maha, mungkin hal ini sebanding dengan fasilitas yang diberikan. Akan tetapi yang disayangkan ialah untuk penyajian minumannya, tidak ada yang menggunakan gelas atau cangkir, tapi memakai paper cup dan gelas plastik. Sebenarnya pengemasan ini akan mengurangi rasa sekian persen dari minuman yang disajikan. Sebelumnya penulis juga sering ke Superhotspot Luxury yang berada di Jalan Kaliurang, di sana minumannya tidak disajikan dengan wadah plastik, melainkan gelas kaca atau cangkir keramik, kecuali air mineral dam kemasan botol. Untuk buku menu, jumlahnya sangat terbatas sehingga membuat pengunjung mesti antre dua kali, meskipun sudah disediakan papan menu besar di atas kasir.
Hiasan dinding sisi lain
Dan yang terakhir, karena ketika penulis datang untuk pertama kali ketika mati listrik, sebaiknya SH Timoho ini juga memiliki genset sehingga dapat menggunakan cadangan energi listrik ketika dibutuhkan. Hal ini akan berpengaruh pada kualitas dari fasilitas yang telah disediakan.


Senin, 01 Oktober 2018

Tentang Pancasila dan Kebangkitan Nasional

Optimalisasi Pemahaman Nilai Pancasila dan Kewarganegaraan: 
Suatu Upaya untuk Menumbuhkan Harmonisasi Budaya 
Menuju Kebangkitan Nasional*

Oleh: Moh Wahyu S


Sudah lebih dari setengah abad negeri ini memperoleh suatu anugerah kemerdekaan secara kasat mata. Sebagai hasil perjuangan para pahlawan terdahulu. perjuangan yang dimulai dari adanya keberanian untuk bangkit dari keterpurukan, bangkit dari penjajahan yang telah bermula sebelum pemberian anugerah kemerdekaan. tentunya anugerah kemerdekaan itu tidak serta-merta datang kepada bangsa dan negara ini dengan begitu saja. adalah suatu perjuangan yang besar dalam merebut kemerdekaan yang dilakukan oleh para pejuang terdahulu. para pejuang yang telah rela mengorbankan harta hingga nyawanya sendiri demi kemajuan bangsa yang lebih baik. tentunya perjuangan itu dimulai dari keinginan untuk bangkit memperoleh kehidupan yang lebih baik. Apabila dilihat dari kondisi sosio-geografis, negeri yang mempunyai ribuan pulau ini tentunya juga mempunyai ragam budaya masing-masing yang khas. jadi, suatu hal yang luar biasa yang biasa membangkitkan rasa persatuan dan kesatuan para pejuang bangsa di masing-masing wilayah di negeri ini mengingat bahwa perjuangan mereka pada mulanya masih bersifat ras dan kedaerahan.
        Namun, kemerdekaan dalam arti yang sebenarnya malah hilang dari sendi-sendi kehidupan masyarakat bangsa ini. secara tidak langsung terjajah oleh bangsa lain dalam hal kegiatan sosial ekonomi perdagangannya. Dan adalah lebih parah lagi, terjajah oleh angsa sendiri yang begitu egois dan serakah. lihat saja informasi dan yang setiap harinya terbit di media cetak, setiap detiknya selalu update di media online. Sebagian besar berita-berita tersebut adalah berita-berita yang dalam pandangan negatif. Pencurian, pembunuhan, pemerkosaan, korupsi, KDRT, kerusuhan-kerusuhan antar etnis dan agama, terorisme, dan masih banyak lagi macam lainnya. sehingga nampak sekali bahwa bangsa ini semakin jauh saja dari cita-cita luhur bangsa ini. Termasuk juga akses untuk mendapatkan hak pendidikan dan kesehatan yang semakin sulit dijangkau oleh masyarakat, terutama masyarakat menengah ke bawah.
          Indonesia sebagai negara yang multikultur, multietnis, dan multireligi, tentunya memerlukan suatu perekat bangsa yang bisa menyatukan ke semua perbedaan tersebut. kita tidak bisa menyalahkan akan sistem pemerintahan yang dijalankan di negeri ini. Sistem demokrasi yang dijalankan kini sudah semakin jauh dari tujuan demokrasi itu sendiri. kebebasan yang ada sekarang malah lebih mengarah kepada liberalis. Namun tidak bijak apabila dikatakan tidak demokratis, sementara di sisi lain masih banyak warga negara kita yang kehilangan hak untuk memperoleh fasilitas sosial sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar negeri ini.
           Tidak hanya pada sistem pemerintahan semata, dalam kehidupan sehari-hari juga perlu adanya toleransi antar golongan, Dalam arti toleransi dalam umat beragama, toleransi antar suku dan etnis, dan toleransi antar budaya. Kerusuhan-kerusuhan yang terjadi, sebagian besar biasanya disebabkan agama dan etnisitas. Agama sebagai suatu unsur kebudayaan yang paling vital dan sensitif tentunya memerlukan perhatian yang serius dari para pengatur kebijakan. Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) merupakan salah satu wadah untuk membentuk sikap dan perilaku yang toleran. Namun, perlu digaris bawahi adalah bahwa toleransi itu tidak seperti cuek atau acuh tak acuh/ tidak peduli. Toleransi yang diharapkan ialah saling menghargai dan menghormati supaya tercipta suasana kerukunan dan harmonis dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
            Sekolah, mulai dari lembaga pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, Sebagai suatu wadah dalam dunia pembelajaran formal dari suatu instansi pendidikan tentunya juga memiliki peran yang begitu besar sebagai suatu bidang yang bertugas dalam peningkatan sumber daya manusia. Materi-materi dasar yang diajarkan adalah sangat baik apabila lebih diarahkan pada kepentingan umum dan kemajuan bangsa. Misalnya saja, apa pun jenjang pendidikan dan apa pun bidang/jurusan yang ditekuninya apabila dihayati sebagai kegiatan pembelajaran untuk kemajuan bangsa dan negara tentunya akan berbeda dengan pembelajaran sekolah yang hanya sebagai legal-formalitas saja. Lembaga pendidikan juga sebagai wadah awal dalam pembekalan manusia sebelum terjun ke dunia kehidupan masyarakat, di samping pembelajaran dari orang tuanya sendiri. Diharapkan dari adanya pembelajaran mengenai Pancasila dan kewarganegaraan, para generasi penerus dapat lebih memahami akan nilai-nilai luhur kehidupan yang terkandung dalam Pancasila sebagai dasar negara dan menjiwainya.
     Secara internal sendiri, para pembelajar lebih memahami dan tentunya diharapkan juga bisa menerpakan akan nilai-nilai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik. Apabila disarikan dari Pancasila sendiri, "Ketuhanan Yang Maha esa" tentunya menjadi pedoman hidup untuk beragama dan juga sebagai kendali sosial dalam menjalani kehidupan. Sebagai manusia yang beradab, yang pasti juga akan memperhatikan jalan hidup baik yang kan dipilih atau diambil untuk dijalaninya. dalam kegiatan pembelajaran formal, nilai tersebut tentu perlu diarahkan (sekali lagi) ke arah yang mendukung atau yang sesuai dengan cita-cita bangsa tentang kerukunan dan toleransi antar golongan pada umumnya dan toleransi agama pada khususnya. Hal tersebut sebagaimana yang diajarkan sebagai bentuk perwujudan dari bangsa yang bermoral Pancasila. Rasa saling menghargai dan menghormati tentu juga akan menjadi pupuk kehidupan dalam menjalani hidup bermasyarakat yang harmonis.
        Apabila dilihat dan dimaknai secara eksternal, pengaruh dari luar tentunya juga tidak kalah besar. Kalau orang tua dulu sering berkata bahwa "galangan kalah karo golongan". Pengaruh dari luar, baik dari keputusan oleh para pengatur kebijakan publik, media massa, maupun masyarakat, tentu akan membawa dampak pada perkembangan suatu individu (sebagai manusia pembelajar). Untuk para pemegang pemerintahan yang mempunyai pengaruh secara legal, apabila tidak memahami dan mengambil nilai-nilai dasar kepancasilaan yang akan diterpakan dalam keputusannya, tentu akan menuai dampak yang kurang bagus. Ambil saja contoh mengenai keputusan dari kebijakan mengenai pendidikan yang baru-baru ini sedang hangat dalam pembicaraan publik yang berkaitan tentang sistem pembiayaan pendidikan pada pendidikan tinggi yang mengerucut pada Uang Kuliah tunggal (UKT). Kita tidak bisa serta merta langsung menyalahkan keputusan tersebut, yang dinilai sebagai semakin mahalnya biaya untuk menempuh pendidikan tinggi di Indonesia. Namun, yang perlu digaris bawahi dan perlu diperhatikan oleh pemerintah mengenai pembiayaan yang berkeadilan itu ialah adil sesuai porsinya masing-masing. Istilah adil tidak harus sama sepertinya cukup tepat apabila ditaruh dalam simpang pembahasan ini. Misalnya saja bila dibaratkan memberi pakaian kepada orang yang badannya besar dengan orang yang badannya tidak begitu besar. Tentunya kita tidak bisa memberikan masing-masing pakaian dalam satu ukuran yang sama. dari sini kita dapat melihat dari pentingnya akan pemaknaan dari suatu bentuk "Keadilan Sosial bagi Seluruh rakyat Indonesia". Adil dalam pemenuhan hak dan pelaksanaan kewajiban bagi selurah bangsa, saling menghargai akan hak satu sama lainnya guna menciptakan suasana harmoni untuk menuju kebangkitan nasional yang masyarakatnya berbudaya, berbangsa, dan bernegara dalam arti yang sebenarnya.
         Dari semua hal tersebut tentunya akan sulit terwujud apabila tidak dimulai dari yang terkecil. Dengan sikap saling menghargai dan menghormati serta peduli yang dimulai dari lingkungan rumah tangga, dari pergaulan dalam kelas, dari pergaulan organisasi, dan akhirnya akan menyebar dan tumbuh pada kehidupan negara Indonesia. 


*Esai ini merupakan tulisan yang pernah saya ikutkan dalam lomba menulis tahun 2014